Drama musikal Ken Dede akan dilanjutkan pada bulan September
Ciputra Artpreneur dan EKI Dance Company menyuguhkan drama musikal Ken Dedes yang diapresiasi masyarakat luas.
Drama musikal ini menceritakan kisah Ken Dede dan Ken Arok dalam suasana Broadway yang memadukan seni dan teknologi. Ken Dedes Re-Run akan tayang di Ciputra Artpreneur, Jakarta, pada 16-17 dan 23-24 September 2023. Drama tersebut juga merupakan karya terakhir sutradara dan longbeardband.com koreografer Rusdy Rukmarata sebelum meninggal dunia pada 19 April 2023. Produser hadir . Alim Sudio dan Melisa Elimia. Untuk memperkuat antusiasme terhadap transmisi ulang tersebut, konferensi pers digelar kemarin (26/7) di Auditorium Universitas Ciputra Surabaya. Acara ini juga sebagai bentuk apresiasi terhadap warga Surabaya. Alim mengatakan, penonton drama musikal Ken Dedes sebelumnya banyak yang berasal dari Surabaya. Selain itu, kota ini memiliki banyak komunitas seni.
“Oleh karena itu kami hadir untuk menjawab panggilan dan pertanyaan masyarakat. “Saya berharap kebangkitan Ken Dede bisa memuaskan hasrat masyarakat terhadap drama musikal ini,” kata Alim.
Alim menambahkan, Ken Dedes Re-Run merupakan drama seni musikal yang tidak hanya sekedar hiburan, namun juga menjadi wadah renungan, renungan, dan introspeksi. Melalui cerita Ken Dede, pihaknya ingin menggambarkan kondisi sosial dan sifat dasar manusia. Hal ini dapat meningkatkan empati dan memungkinkan terjadinya introspeksi.
Setidaknya ada 70 orang yang terlibat dalam Re-Run karya Ken Dede. Bintang musik Indonesia pun turut tampil. Yakni Ara Ajisiwi sebagai Ken Dedes, Taufan Purbo sebagai Ken Arok, dan Nala Amrytha sebagai Ken Umang. Ada pula Fatih Unru, Uli Herdi, Gerardo Tanor, dan Nino Prabowo.
Melisa Elimia yang juga Senior Director Ciputra Artpreneur mengatakan kehadiran Ken Dedes Re-Run di Ciputra Artpreneur tidak terlepas dari visi dan misinya. “Ciputra Artpreneur harus menjadi wadah bagi seniman Indonesia untuk berkembang lebih baik. Kehadiran drama musikal Ken Dede menjadi sebuah kebanggaan sekaligus pertanda bahwa Indonesia akan selalu memiliki karya-karya bertaraf internasional. “Juga kesenian di Indonesia terus berkembang,” kata Melisa.
Selain itu, penampilan Ken Dede juga menjadi pembelajaran. Selain itu Universitas Ciputra mempunyai jurusan seni pertunjukan sehingga mahasiswa dapat belajar lebih detail dan melihat karya seniman-seniman hebat.
Berkisah tentang nusantara yang luas, drama musikal Ken Dedes Re-Run menghadirkan wawasan kehidupan tokoh Ken Dedes dan Ken Arok pada masa Kerajaan Singosari. “Nah, kalau di buku dan cerita klasik diceritakan Ken Dedes duduk diam bak seorang putri anggun, maka di musikal ini sisi lain dihadirkan.” Yakni Ken Dedes yang menyulut “intrik nyata, menciptakan drama dan rayuan serta menggunakan berbagai cara untuk mewujudkan keinginannya,” kata Ara.
Selain cerita segar yang mengangkat ironi kehidupan masa kini, Ken Dedes Re-Run juga menampilkan ciri-ciri zaman sekarang yang serba cepat. Dialog akan semakin cepat seiring dengan arah pembicaraan yang diarahkan oleh masyarakat saat ini. Begitu pula konflik yang datang silih berganti membuat serial ini sangat ramai. Tentu saja, tentang politik masa kini yang banyak mengandung intrik. Drama musikal ini menghadirkan gambaran kehidupan masa kini dalam sebuah cerita sejarah, kata Taufan.