Uncategorized

Keledai Liar Afrika, Spesies Kuda Gurun yang Semakin Sangat jarang

Keledai Liar Afrika, Spesies Kuda Gurun yang Semakin Sangat jarang

Menurut IUCN Red Daftar, status pelestarian E. africanus ada pada tingkat terancam krisis atau Critically Endangered. Keseluruhan populasi hewan ini pakar perkirakan cuma sekitar 570 pribadi saja.

Selainnya rusaknya komunitas, kemusnahan keledai liar pakar sangka karena kegiatan perkawinan silang. Spesiesnya bahkan juga pemula buru dan mengambil dagingnya karena mereka kira bermanfaat sebagai obat.

Spesies E. a. asinus sendiri ialah satu dari 3 subspesies keledai liar Afrika. Dia berkerabat dekat sama E. a. somaliensis, dan E. a. atlantikus yang sekarang memiliki status musnah.

Morfologi dan Ciri-Ciri Keledai Liar Afrika
Bila kita perbandingan dengan barisan kuda lain, ukuran badan E. africanus termasuk yang paling mini. Mereka cuma berbiak sampai dengan tinggi 1,2 m dengan berat sekitar 250 kg.

Spesies keledai yang ini bisa kita cirikan dari bulu pendek dan lembut warna abu-abu muda sampai cokelat kekuningan, yang menebar nyaris ke semua sisi badannya.

Sisi kaki-kaki keledai liar Afrika biasanya bercorak putih pucat. Ada garis punggung ramping dan gelap di semua subspesies, bahkan juga ada juga yang berada pada bagian pundaknya.

Tengkuk mereka diperlengkapi surai atau rambut, penampilannya kaku dan tegak. Warna bulu ini umumnya seirama dengan warna bulu tubuh, tetapi dengan ujung yang kehitaman.

Telinga keledai liar Afrika kelihatan lumayan besar dengan corak kehitaman. Ekornya memiliki rambut warna hitam, dengan kuku-kuku kaki yang ramping dan dengan diameter seperti kaki.

Simak juga: Kuda Sumbawa, Kuat Berlomba dan Menghasilkan Susu

Komunitas dan Distribusi Keledai Liar Afrika
Walaupun memiliki tubuh kecil, keledai liar sanggup menyesuaikan secara baik di wilayah gurun. Mereka memiliki mekanisme pencernaan yang kuat, dan sanggup mengekstrak makanan dengan efektif.

Spesies keledai ini sanggup bertahan hidup dengan suplai air yang kurang. Telinga besarnya memiliki indera pendengaran yang bagus hingga bermanfaat mengetahui lawan.

Karena populasinya sedikit, tipe keledai liar Afrika umumnya hidup dengan terpisahkan. Mereka memiliki suara yang keras hingga bisa kedengar oleh kelompoknya sampai sepanjang 3 km.

Hewan ini hidup secara liar di tempat sundul Afrika, Eritrea, Ethiopia sampai Somalia. Walau begitu, mereka dahulunya menebar dimulai dari utara dan barat Sudan, Mesir, sampai Libya.

Di komunitasnya keledai liar Afrika konsumsi rumput, kulit kayu, dan dedaunan. Mereka minimal minum sekali dalam 3 hari, dan ada laporan keledai ini sanggup minum air asin.

Sikap dan Rutinitas Keledai Liar Afrika
Beberapa waktu https://www.superhorseracing.net/ keledai liar Afrika mereka habiskan pada sore dan pagi hari. Sedang di saat siang, mereka cari lindungan antara bukit berbatu untuk istirahat.

Jantan dewasa mengidentifikasi dan menjaga daerahnya dengan setumpukan kotoran. Walau demikian, pejantan yang lain masuk ke dalam wilayah teritorinya tidak ditendang atau ditantang.

Kebalikannya, beberapa pejantan penyelusup ini ditolerir dan diberlakukan sebagai “bawahan”. Mereka dijauhkan dari betina, namun masih tetap dikasih ruangan untuk hidup dan cari makan.

Saat kehamilan betina terjadi sekitar 11-12 bulan. Beberapa anak keledai ini akan disapih sepanjang 6-8 bulan sesudah lahir, lantas capai umur kematangan seksualnya pada dua tahun.

Tidak banyak yang mengetahui jika keinginan hidup spesies E. africanus termasuk sangat lama. Kelompoknya bisa berbiak sampai 35 tahun di alam liar dan 40 tahun di penangkaran.

Back to list