Uncategorized

Manfaat Ikan Tuna: Mari Populerkan Hidangan Laut

Manfaat Ikan Tuna: Mari Populerkan Hidangan Laut

Indonesia memiliki kekayaan hasil laut yang melimpah. Namun, konsumsi ikan di negara ini masih dianggap belum optimal, terutama jika dibandingkan dengan jenis makanan lainnya.

Bisnis, JAKARTA – Ikan merupakan sumber protein yang sehat dan lezat. Sebagai negara kepulauan, Indonesia juga menawarkan berbagai pilihan menu unik yang berkaitan dengan komoditas kelautan dan perikanan. Meskipun localgreekseafood.com demikian, ada beberapa daerah di tanah air yang masih kurang tertarik untuk mengonsumsi ikan dibandingkan dengan daging lainnya.

Secara umum, konsumsi ikan di tingkat nasional terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2017, konsumsi ikan per kapita tercatat sebesar 47,34 kg per tahun dan meningkat menjadi 54,50 kg per kapita pada tahun 2019.

Untuk tahun 2021, target konsumsi ikan nasional adalah 60 kg per kapita per tahun, dan pada tahun 2024, diharapkan angkanya dapat mencapai 62,05 kg per kapita.

Dalam perjalanan program Gemarikan, ini semakin intensif melalui integrasi dengan program-program prioritas lainnya, seperti Program Percepatan Penurunan Stunting, Penanganan Darurat Bencana, Program Penanganan Dampak Covid-19, serta Program Peningkatan Imunitas di tengah pandemi.

MENCEGAH PENYAKIT

Ikan dikenal luas sebagai makanan yang dapat membantu mengurangi risiko berbagai penyakit. Praktisi Nutrisi, Dr. Raissa Edwina Djuanda, mengungkapkan penelitian yang menunjukkan bahwa orang yang rutin mengonsumsi ikan setidaknya sekali dalam seminggu memiliki risiko 15% lebih rendah terkena kematian akibat penyakit kardiovaskuler (CVD) dibandingkan dengan mereka yang tidak mengonsumsi ikan.

Selain itu, penelitian lain menunjukkan bahwa konsumsi makanan laut yang cukup di masa kanak-kanak dapat berkontribusi pada perkembangan saraf, kognitif, dan visual yang baik.

Tak hanya ikan laut, ikan air tawar juga kaya akan nutrisi dan memberikan manfaat kesehatan, seperti ikan patin yang sangat baik untuk diet serta meningkatkan sensitivitas insulin.

Dr. Niken Dharmayanti, Lektor Kepala Politeknik Ahli Usaha Perikanan, mengungkapkan hasil survei terhadap empat kelompok pengonsumsi ikan dengan frekuensi berbeda selama 16 tahun. Kelompok pertama mengonsumsi ikan setiap hari, kelompok kedua sesekali, kelompok ketiga jarang, dan kelompok terakhir tidak mengonsumsi ikan sama sekali.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok pertama umumnya memiliki angka kematian yang lebih rendah dibandingkan kelompok keempat dalam berbagai jenis kanker, penyakit jantung, dan hepatitis.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Artati Widiarti, mengajak para ibu untuk bertindak sebagai agen kesehatan keluarga dengan menyajikan ikan lokal di meja makan dan menjadikannya menu utama keluarga.

Pemerintah juga menargetkan untuk mengurangi prevalensi stunting sampai 14 persen pada tahun 2024. Prevalensi stunting di Indonesia, yang berada di angka 37% pada tahun 2014, berhasil ditekan menjadi 27,6% pada tahun 2019.

Putu menjelaskan bahwa pemerintah berupaya mengatasi masalah stunting melalui program suplementasi, mendorong perubahan perilaku masyarakat untuk mengonsumsi makanan beragam yang kaya nutrisi, termasuk zat gizi mikro yang sehat dan aman, serta melakukan fortifikasi pangan.

Sebagai solusi yang paling mendesak, lanjutnya, adalah mendorong konsumsi ikan, mengingat Indonesia memiliki potensi perikanan yang sangat besar.

Kolaborasi antara pemerintah dan berbagai elemen masyarakat diharapkan dapat meningkatkan konsumsi ikan nasional serta mendukung pengembangan sumber daya manusia di Indonesia.

Back to list