Waktunya Umat Memiliki Kantor Informasi Islam
Ustadz Bachtiar Nasir memandang ada makna besar dibalik penutupan beberapa situs Islam. Disamping itu, ia mengatakan sekarang waktunya umat Islam di Indonesia memiliki kantor informasi Islam.
Ke beberapa ratus jemaah yang mendatangi “Tabligh Besar Jangan Berangus Media Ceramah Kami”, Ustadz Bachtiar Nasir menjelaskan jika penutupan yang sudah dilakukan BNPT sudah membuat beberapa media Islam bersatu. Menurut dia, sejauh ini tidak gampang menjadikan satu beberapa media Islam yang terdapat.
Ustadz yang dekat dipanggil UBN ini menambah jika umat Islam yang pernah sebelumnya tidak pernah membaca pada akhirnya perduli pada media Islam. “Umat Islam yang pernah sebelumnya tidak pernah membaca media Islam pada akhirnya bela media Islam,” kata Ustadz Bachtiar Nasir, Jumat malam (03/04).
Karena ada kejadian ini, lanjut UBN, telah waktunya ada kantor informasi Islam. Hal tersebut jadi keperluan yang mendesak untuk umat Islam yang disebut sebagian besar di Indonesia. Umat Islam juga disarankan supaya memberikan support jadikan media Islam sebagai bacaan khusus.
“Jadi sesudah ini bakal ada proyek baru, insyaAllah bakal ada kantor informasi Islam nusantara,” kata UBN, yang disongsong pekikan takbir beberapa peserta.
“Media Islam harus jadi media bermainstream di Indonesia,” paparnya.
Berkaitan ada penutupan oleh BNPT, Ustadz Bachtiar Nasir memandang jika ini ialah tugas lawan Islam. Ia juga mengimbau supaya umat Islam ahlussunnah wal jemaah bersatu.
Fadli Zon: Informasi Mengenai Perang Suriah Tidak Utuh
Rumor masalah Suriah tidak utuh. Yang klik disini diambil Hanya ISIS-nya. Lain dengan permasalahan Palestina. Karenanya, rumor Suriah ini perlu disosialisasikan.
Begitu dikatakan Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon saat terima lawatan Komunitas Indonesia Perduli Syam (FIPS) di ruangan kerjanya, di Senayan, Jakarta, Kamis (21/5).
Selainnya Sekjen FIPS Abu Harits dan sejumlah sukarelawan kemanusiaan, ikut juga Ustadz Fahmi Salim, MA, anggota pengurus MUI Pusat, dalam lawatan silaturrahim ini.
Sesudah dengar paparan Abu Harits berkaitan FIPS yang sepanjang 3 tahun akhir ini konsentrasi lakukan kerja kemanusiaan untuk menolong masyarakat Suriah, Fadli memperjelas pentingnya hal itu disosialisasikan, hingga public bisa pahaminya dengan utuh, tidak sama sekarang ini.
“Saya sejauh ini memberikan dukungan kerja instansi kemanusiaan untuk Suriah,” tutur politikus Gerindra ini. Tapi, sangat disesali, menurut dia, akhir-akhir ini public terima informasi yang salah masalah perselisihan di Suriah.
“Informasi mengenai Suriah di Indonesia tidak utuh,” bebernya. Ini yang tidak sama dengan Palestina. “Karena pemahaman dapat menjadi realiti, seperti pemahaman kita sejauh ini berkaitan ISIS,” paparnya.
Karena informasi mengenai Suriah itu tidak utuh, Fadli merekomendasikan lembaga-lembaga kemanusiaan, terutama FIPS, untuk melangsungkan dialog.
“Karena desas-desus semacam ini jarang-jarang diliput media,” sesalnya.
Sebagai negara sebagian besar Muslim, tutur Fadli, kita harus punyai perhatian dan perhatian pada saudara-saudara kita di Suriah.
“Kasus Suriah ini perlu diangkat. Janganlah sampai permasalahan kemanusiaan di Suriah ditutupi oleh rumor ISIS,” ujarnya.